Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Nasional » Mencegah Disintegrasi Bangsa dari Perang Isu Politik di Medsos

Mencegah Disintegrasi Bangsa dari Perang Isu Politik di Medsos

  • account_circle Editor@ldiiwonogiri
  • calendar_month Kam, 4 Feb 2021
  • visibility 72
  • comment 0 komentar

Jakarta (4/2/2021). Saling serang yang terjadi diantara para tokoh di media social akhir akhir ini mengundang keprihatinan DPP LDII. Pasalnya, saling serang dengan muatan politik tersebut, sudah melewati area paling sensitif dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Media sosial kini mengarah pada perilaku nirakhlak yang dipertontonkan ke publik. Meskipun bangsa ini direkatkan oleh Pancasila dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, namun komentar yang menyerang SARA sangat disayangkan,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Menurut Chriswanto, wajah media sosial sekarang ini tak mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang menghargai perbedaan, toleran, tenggang rasa, dan tepo seliro serta gotong-royong. Seharusnya semua pihak, terutama para politisi dan para buzzer yang berafiliasi dengan kepentingan tertentu, menyadari kebangsaan Indonesia tak bersifat natural atau alamiah.

“Nasionalisme kita bukan seperti nasionalisme Jerman ataupun bangsa-bangsa Skandinavia yang disatukan oleh kesamaan bahasa dan suku. Indonesia menyatu karena perasaan senasib sebagai bangsa yang dijajah, ditindas, dan dihina,” kata Chriswanto. Suku-suku bangsa di Nusantara yang kini membangun Indonesia, memiliki perbedaan yang bila diusik rentan menciptakan disintegrasi.

Chriswanto menukil pesan Bung Karno, bahwa bangsa Indonesia membutuhkan nation building, sebuah proses panjang yang harus dipelihara, dirawat, dirangsang, dibimbing, dan diemong. “Dalam 10 tahun terakhir, kepribadian bangsa Indonesia mendapat ancaman dari media sosial. Penggunaan media sosial yang tak bijak, makin menghilangkan karakter bangsa yang berjiwa gotong royong itu,” katanya.

Dalam kasus buzzer, menurut Chriswanto, mereka memainkan berbagai isu agar daya nalar kritis masyarakat menjadi tumpul. Sementara mereka yang bergerak atas nama ideologi, terus-menerus membombardir ruang publik dalam media sosial dengan kebenaran yang tunggal. Tak ada ruang bagi ideologi yang lain.

Sehingga, tak mengherankan ujaran kebencian bahkan yang menyerang SARA menjadi pemandangan yang rutin dalam media sosial. Sementara, mereka yang kritis-konstruktif, aspiratif, dan mengedukasi mulai terpinggirkan. Semua itu, atas nama kemerdekaan berpendapat dan bersuara yang melalaikan hak asasi publik untuk mendapatkan sesuatu yang positif dalam media sosial. Inilah yang menjadi tantangan disintegrasi bangsa, yang harus diwaspadai seluruh rakyat Indonesia.

Menurut Chriswanto, disintegrasi bangsa Indonesia pada masa lalu dipicu oleh ketidakpuasan dan perasaan terpinggirkan. Sehingga pada awal kemerdekaan Indonesia, terjadi pemberontakan di beberapa wilayah. “Kini ancaman disintegrasi dipicu oleh serangan terhadap hal yang paling sensitif yakni SARA, yang memicu pula rasa terpinggirkan dan ketidakadilan,” urainya.

Sementara itu, praktisi telematika Lukman A. Fatah mengatakan, agar masyarakat tak mudah membagikan atau sharing, hal-hal yang merusak kerukunan, persatuan, dan kesatuan bangsa. “Dalam media social, cek dan ricek sangat lemah, apalagi dengan mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam, dalam Al Quran diajarkan supaya berita itu di-tabayun atau dicek lagi kebenarannya,” papar Lukman yang juga Ketua DPP LDII.

Ia mengatakan, bila sudah dilakukan cek dan ricek, hal lain adalah memikirkan kembali, manfaat dari penyebaran informasi tersebut. “Manfaat dan mudarat sebelum sharing informasi harus dilakukan meskipun mengetahui informasi tersebut adalah benar,” ujar Lukman.

Menurutnya, sikap ingin menjadi orang pertama yang tahu atau ingin jadi yang awal menyebarkan informasi, dengan tanpa mempertimbangkan baik-buruknya jika informasi itu tersebar bukanlah sifat yang terpuji. Hal itu, bisa memicu disintegrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, menanggapi pendengung atau buzzer sebaiknya diabaikan. “Pendengung yang dengungannya diabaikan, nanti diam sendiri,” timpalnya.

Sementara itu, menurut Sekretaris DPD LDII Wonogiri , Agung Susanto, SE mengatakan, sebaiknya masyarakat membatasi diri dan bijak dalam menggunakan media sosial. Cukup memposting kegiatan pribadi saja dalam kesehariannya atau memposting sesuatu yg bermanfaat dan menginspirasi, serta menghindari mengomentari postingan orang lain dengan komentar negatif terlebih mengarah provokatif.

“Apalagi jika komentarnya negatif bahkan menjelek-jelekan orang atau pihak lain. Bahkan lebih berbahaya lagi jika bikin komentar yang menghasut dan memfitnah orang lain. Lebih baik menahan diri untuk tidak mengomentari orang lain,” pungkas Agung.

Editor: MasWed

  • Penulis: Editor@ldiiwonogiri

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Setyo Sukarno – Imron Rizkyarno Resmi dilantik Bupati dan Wakil Bupati 2026 – 2030

    Setyo Sukarno – Imron Rizkyarno Resmi dilantik Bupati dan Wakil Bupati 2026 – 2030

    • calendar_month Kam, 20 Feb 2025
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 190
    • 0Komentar

    )Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Wonogiri terpilih Setyo Sukarno dan Imron Rizkyarno resmi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, Kamis (20/2/2025) di Istana Presiden, Jakarta. Keduanya dilantik bersama 961 Kepala Daerah-Wakil Kepala Daerah dari seluruh pelosok Nusantara dan akan mengemban jabatan pada periode 2025-2030. Pelantikan 33 Gubernur dan Wakil Gubernur, 363 Bupati dan 362 Wakil Bupati, […]

  • Peringati Hari Lahir Pancasila, Santri Ponpes Al Barru Wonogiri Gelar Upacara Bendera.

    Peringati Hari Lahir Pancasila, Santri Ponpes Al Barru Wonogiri Gelar Upacara Bendera.

    • calendar_month Sel, 1 Jun 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 106
    • 0Komentar

    Wng_Lines – Hari ini, 1 Juni ditetapkan sebagai peringatan Hari Lahir Pancasila oleh Pemerintah Republik Indonesia, disambut antusias berbagai elemen masyarakat. Diantaranya adalah para santri di Pondok Pesantren Al Barru, dusun Bulusari, Desa Bulusulur, Kabupaten Wonogiri (1/6/2021). Mereka menggelar upacara bendera lengkap dengan pembacaan teks Pancasila sebagaimana upacara pada umumnya. Namun, menariknya, mereka menggunakan seragam yang […]

  • Hari Bhayangkara, Ketum DPP LDII Apresiasi Kerja Senyap Polri Tangani Pandemi Covid-19

    Hari Bhayangkara, Ketum DPP LDII Apresiasi Kerja Senyap Polri Tangani Pandemi Covid-19

    • calendar_month Kam, 1 Jul 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 75
    • 0Komentar

    WONOGIRI, ldiiwonogiri.org (1/7). Tepat pada Hari Bhayangkara pada 1 Juli 2021, Divisi Humas Kepolisian RI (Polri) menyebut Polri membagikan 1.285.460 dosis vaksin. Dari jumlah tersebut, vaksinasi terbesar dilaksanakan di Jawa Barat, yakni 164.425 dosis. Sementara Kalimantan Utara menjadi wilayah terkecil dengan 8.558 dosis. Dari rilis Humas Mabes Polri, jenis vaksin yang disuntikkan yakni Sinovac, dengan […]

  • Jokowi Buka Munas IX LDII

    Presiden Jokowi Ajak Ormas Islam Moderasi dalam Beragama

    • calendar_month Rab, 7 Apr 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 71
    • 0Komentar

    Jakarta (7/4). Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Musyawarah Nasional (Munas) IX LDII, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin, Jakarta Timur pada Rabu (7/4). Presiden Jokowi di depan para peserta yang mengikuti pidato pembukaan secara daring tersebut, mengingatkan Ormas Islam untuk mengembangkan dan melaksanakan moderasi beragama. “Kita patut bersyukur menerima warisan berupa Bhinneka Tunggal […]

  • HIKMAH DI BALIK MUSIBAH

    HIKMAH DI BALIK MUSIBAH

    • calendar_month Rab, 20 Jan 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 147
    • 0Komentar

    Di awal tahun 2021ini , berbagai peristiwa musibah dan bencana alam melanda sejumlah wilayah di tanah air. Bencana dan musibah tersebut datang silih berganti, sehingga menimbulkan banyaknya korban jiwa dan materi. diawali dengan tanah longsor yang terjadi di Sumedang Jawa Barat, kemudian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Jakarta, banjir di Kalimantan Selatan, […]

  • Ketum LDII: Munas IX Menjadi Kontribusi LDII Atasi Dampak Pandemi

    Ketum LDII: Munas IX Menjadi Kontribusi LDII Atasi Dampak Pandemi

    • calendar_month Sel, 6 Apr 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 74
    • 0Komentar

    Jakarta (6/4). Masa pandemi Covid-19 menciptakan krisis kesehatan global yang berimbas ke dalam negeri. Penanggulangannya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi seluruh elemen bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso saat ditemui menjelang Munas IX LDII, yang akan dilaksanakan pada 7-8 April 2020 di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta Timur. “Kepengurusan […]

expand_less