Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Hikmah » Membahas 3 Rukun Bernegara, Isi Tausiah Kebangsaan MUI di LDII

Membahas 3 Rukun Bernegara, Isi Tausiah Kebangsaan MUI di LDII

  • account_circle Editor@ldiiwonogiri
  • calendar_month Ming, 13 Jun 2021
  • visibility 55
  • comment 0 komentar

Kediri (13/6). Pondok Pesantren Wali Barokah yang menjadi mitra strategis LDII dalam melahirkan juru dakwah, menghelat tausiyah kebangsaan. Sebagai narasumber utama Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (DP MUI) Dr KH Marsudi Syuhud, MA. Acara tersebut diikuti DPW dan DPD LDII di seluruh Indonesia secara daring.

Acara tausiyah kebangsaan itu diikuti lebih dari 5.000 orang yang terdiri para ulama dan para pengurus LDII, serta perwakilan dari MUI di provinsi dan kabupaten/kota, “Tausiyah kebangsaan ini penting dalam kondisi keumatan yang menghadapi masalah yang kompleks dan multidimensi, kami membutuhkan pencerahan,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Wali Barokah, Drs KH Soenarto, M.Sc.

Sebagai pondok pesantren yang diamanati DPP LDII, untu menghasilkan juru dakwah menurut KH Soenarto, posisi Pondok Pesantren Wali Barokah sangat strategis, “Maka para juru dakwah itu, perlu dibekali ilmu agama yang kaffah, dan wawasan kebangsaan yang kuat dan mantap,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, KH Marsudi Syuhud didampingi Wakil Sekjen DP MUI Arif Fahrudin M.Ag, Ketua Komisi Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan DP MUI Prof Dr H Firdaus Syam, M.A, Sekretaris Dr Ali Abdillah.

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Umum DPP LDII Ir KH Chriswanto Santoso, M.Si mengemukakan pentingnya menjalin silaturahim. Dengan silaturahim itu, para tokoh agama bisa turut memikirkan bangsa dan negara sebagai kontribusi untuk menjadikan Indonesia negeri yang makmur penug rahmat dari Allah.

“Tausiyah ini jadi penting untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, agar ukhuwah wathoniyah juga kuat, dan ketiga ukhuwah basariyah terjaga. Para pendiri bangsa mendirikan negeri ini atas perbedaan yang tak bisa dihindari, dan para ulama menjadi motor penggerak perjuangan. Dari perbedaan itu, justru kita menyatu,” pungkas KH Chriswanto Santoso.

Menurut Chrsiwanto Santoso, di tengah era digital ini, internet mempermudah lalu-lalang informasi. Namun teknologi itu, juga mempermudah fitnah menyebar, “Digitalisasi memungkinkan menulis atau mengubah suara menjadi saya, padahal pesan-pesannya bukan dari saya. Ini bisa mendatangkan fitnah dan perpecahan umat,” ujar Chriswanto Santoso. Ia mengingatkan, para pendiri membentuk LDII bertjuan untuk berkontribusi kepada umat, bangsa, dan negara secara positif.

“Kami memiliki delapan program kerja yang diselaraskan dengan program nasional, agar menjadi solusi. LDII harus mendukung bangsa dan negara dan memberi solusi terutama masalah kebangsaan. Bila Indonesia goyang, LDII turut ikut sempoyongan,” ujar KH Chriswanto Santoso.

Dalam tausiyah kebangsaan, Wakil Ketua Umum MUI, KH Marsudi Syuhud, menekankan pentingnya keterhubungan antar manusia, “Sehingga antarmanusia terhubung rohani, pikiran, amaliyah dan berbagai hal lainnya, ketika semuanya nyambung, keberkahan itu hadir,” ujarnya. Keterhubungan itu, menurutnya sudah dicontohkan Rasulullah SAW dalam membangun negara kecil bernama Madinah, yang tertuang dalam Piagam Madinah.

Dalam pandangannya, Rasulullah mendirikan negeri Madinah sebagai negara untuk menyambung, mengikat masyarakat di dalamnya untuk hidup bersama meskipun tidak satu agama, “Islamnya saja ada golongan Muhajirin ada Ansor, ada Yahudi, Nasrani, dan Majusi yang bukan agama samawi. Dari beragam agama itu diikat untuk menyatukan perbedaan,” imbuhnya.

Sebagai penyatu perbedaan, Rasulullah memiliki kemampuan yang mumpuni sebagai hakim, jenderal ketika perang, hingga mengurus ketertiban, “Bahkan Rasulullah sampai mengurusi akhlak,” ujarnya.

Saat Turki Utsmani runtuh, negara-negara memisahkan diri dan para tokohnya bermusyawarah dan berijtihad mengenai negara mereka, “Pada 1936 Nahdlatul Ulama dalam Muktamar 1936 sudah membahas bentuk negara Indonesia. Berangkat dari musyawarah itulah lahirlah dasar negara,” ujarnya. Kemudian, Pancasila ditetapkan menjadi dasar negara atas musyawarah.

“Jadi bila ada yang bertanya pilih Alquran atau Pancasila, itu sama halnya menanyakan bumbu pecel tumpang atau pecel tumpang, bakso atau buletan bakso,” ujarnya. Artinya, Pancasila itu terdapat dalam Alquran. Maka tugas pemerintah adalah menyambungkan hukum yang tetap berupa Alquran dan Sunnah ke dalam aturan-aturan, demi kemaslahatan umat.

“Alquran dan Sunnah itu hukum yang tetap, sementara masalah terus tumbuh dan berkembang, maka pemerintah tinggal membuat aturan untuk kemaslahatan. Lampu lalu lintas tidak ada dalam Alquran dan Alhadits, namun karena maslahat untuk umat manusia, maka itu sudah memenuhi aturan yang syariah,” ujarnya.

Ia memisalkan lagi, mengenai wabah Covid-19. “Rasulullah menyuruh kita waspada dan lari sebagaimana waspada terhadap singa. Maka aturan turunannya ya lockdown dan bansos. Negeri ini tentu ada kekurangannya, maka kekurangannya yang diperbaiki bukan membubarkan negerinya,” ujarnya.

Ia menekankan, konteks hubungan negara dan agama terdapat dalam tiga hal. Pertama, negara harus mampu membuat hubungan antara hukum tetap (Alquran dan Alhadist) dengan produk undang-undang yang dihasilkan negara, “Aturan yang dibuat negara harus bermanfaat dan mengurangi kemaksiatan atau kekacauan,” ujarnya.

Kedua, bernegara itu harus bisa menyatukan maslahat umum dan individu, “Contohnya pajak, hasil pajak bermanfaat untuk kepentingan umum. Namun adakalanya masyarakat dalam kondisi tak mampu bayar pajak, maka aturannya diubah bisa afirmasi atau tax holiday,” pungkasnya.

Dan yang ketiga, menyatukan atau merukunkan kepentingan materi dan rohani, “Saat negara memperbolehkan salat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lainnya bahkan mengurusinya maka sudah syariah. Meskipun bakal ada tabrakan antara syariah dan maksiat, misalnya ada korupsi bantuan sosial, maka korupsinya dibasmi bukan bantuan sosialnya yang dihilangkan,” ujarnya.

Ia mengingatkan, negara yang didasari musyawarah, maka hukumnya wahib menjaga kesepakatan atau produk musyarawag tersebut. Apa yang kurang dari negeri ini, ia berpesan untuk diperbaiki bersama, “Bukan negaranya yang dirobohkan,” pungkasnya. Ia juga meminta semua bersyukur atas rahmat Allah kepada Indonesia, yang aman dan tenteram.

“Lebih baik menjadi orang miskin di negeri yang kuat dan kaya, ketimbang menjadi orang kaya di negeri yang barbar, penuh ancaman, dan ketidakpastian,” ujarnya.

Wd_wng

  • Penulis: Editor@ldiiwonogiri

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • LDII Wonogiri Audiensi dengan Kapolres Wonogiri

    LDII Wonogiri Audiensi dengan Kapolres Wonogiri

    • calendar_month Sab, 24 Mei 2025
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 111
    • 0Komentar

    _Wonogiri, 21 Mei 2025_ Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Wonogiri mengadakan audiensi resmi dengan jajaran Kepolisian Resor (Polres) Wonogiri. Kunjungan tersebut diterima secara langsung oleh Kapolres Wonogiri, Jarot Sungkowo, S.H., S.I.K. Kapolres Wonogiri, mengapresiasi inisiatif LDII dalam menjalin komunikasi aktif dengan aparat penegak hukum. “Kami menyambut baik kerja sama dengan semua elemen masyarakat, termasuk […]

  • Ikuti Amanat Presiden Jokowi, DPP LDII Gelar Vaksin Massal

    Ikuti Amanat Presiden Jokowi, DPP LDII Gelar Vaksin Massal

    • calendar_month Sen, 14 Jun 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Jakarta (14/6). Presiden Joko Widodo mengamanatkan kepada DPP LDII untuk menyukseskan program vaksin nasional. Salah satunya, dengan mengajak masyarakat melakukan vaksin. Hal tersebut disambut Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dengan menginisiasi pelaksanaan vaksinasi masal. Acara itu terlaksana berkat kerja sama antara DPP LDII, Dinas Kesehatan Provinisi DKI Jakarta, dan Ponpes Minhajurrosyiddin. “Amanat tersebut […]

  • Prof Rubiyo Dorong LDII Kalbar Jalin Sinergisitas Untuk Sikapi Isu Strategis

    Prof Rubiyo Dorong LDII Kalbar Jalin Sinergisitas Untuk Sikapi Isu Strategis

    • calendar_month Kam, 7 Nov 2024
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Pontianak – Ketua DPP LDII, Prof. Rubiyo menilai wilayah Kalimantan Barat memiliki posisi yang strategis, sehingga bukan hanya potensi yang diperolehnya, melainkan juga tantangan juga cukup kompleks dan relatif berat. Hal itu disampaikannya saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Bidang (Rakorbid) LDII Kalbar secara daring, Sabtu (2/11/2024). Dikatakan, garis organisasi sudah tegas, dengan hadirnya LDII […]

  • Ini Dia Pesan LDII untuk Presiden Prabowo dan Wapres Gibran di Hari Pelantikan

    Ini Dia Pesan LDII untuk Presiden Prabowo dan Wapres Gibran di Hari Pelantikan

    • calendar_month Sen, 21 Okt 2024
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 54
    • 0Komentar

    Jakarta (20/10). Sidang Paripurna MPR RI melantik Prabowo Subiyanto dan Gibran Rakabuming Raka menjadi presiden dan wakil presiden RI pada Minggu (20/10). Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mewakili warga LDII di seluruh Indonesia memberikan selamat sekaligus menitipkan pesan, agar program pembangunan selalu berorientasi merawat kebangsaan dan berkeadilan sosial. “Masalah kebangsaan adalah masalah klasik […]

  • Kabar Bohong Meruap, Kominfo Ajak LDII Tingkatkan Literasi Digital

    Kabar Bohong Meruap, Kominfo Ajak LDII Tingkatkan Literasi Digital

    • calendar_month Sel, 21 Feb 2023
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Jakarta (21/2). Secara nasional, indeks literasi digital Indonesia 2022 mendapatkan skor 3,54 dari skala 1-5 atau pada level “sedang”. Indeks tersebut naik 0,05 poin dibanding 2021 yang berada di level 3,49. Hal itu menunjukkan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi digital secara umum, terbukti meningkat sejak awal pandemi sampai sekarang. Direktur Jenderal Aplikasi […]

  • Kiat Mendapatkan Lailatul Qadar

    Kiat Mendapatkan Lailatul Qadar

    • calendar_month Rab, 27 Apr 2022
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Oleh H. Wilnan Fatahillah, S.H.I,M.M, Anggota Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah DPP LDII Lailatul Qadar merupakan suatu anugerah bagi umat Islam. Dalam satu tahun, ada satu malam yang nilai kebaikan atau pahala di malam itu, lebih baik dari pada 1.000 bulan. Malam yang dimaksud adalah terdapat di dalam bulan Ramadan, tepatnya pada 10 malam terakhir. Allah […]

expand_less