Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Nasional » Hari Pers Nasional, DPP LDII Ingatkan Tugas Berat Pers pada Era New Media

Hari Pers Nasional, DPP LDII Ingatkan Tugas Berat Pers pada Era New Media

  • account_circle Editor@ldiiwonogiri
  • calendar_month Sel, 8 Feb 2022
  • visibility 4
  • comment 0 komentar

Jakarta (8/2). Setiap 9 Februari, berdasarkan Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1985, seluruh bangsa Indonesia memperingati Hari Pers Nasional yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

“Meskipun PWI lahir 66 tahun lalu, peran pers dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tak bisa diabaikan. Pers seperti penyuluh dalam kegelapan, sesuai tugasnya memberikan edukasi, informasi, hiburan, dan kontrol sosial kepada rakyat Indonesia,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

Ia berterima kasih atas kerja para pewarta yang terus membuat memberitakan berbagai pencapaian pembangunan, dengan dukungan dan masukan. Menurutnya, pers harus tetap kritis agar pemerintah bisa memperbaiki kekurangan dan terus meningkatkan keberhasilannya, “Dengan masukan yang konstruktif dari insan media massa, pemerintah dan ormas dapat terus berbenah dan maju,” ungkapnya.

Menurut KH Chriswanto, pers sebagai fungsi kontrol sosial membuat pemerintah melihat pojok-pojok wilayah yang tidak tersentuh pembangunan. Pemerintah juga bisa secara langsung mendapat respon dari masyarakat mengenai kebijakannya, “Hal tersebut sangat membantu pemerintah dalam membangun negeri ini,” imbuh KH Chriswanto.

Ia juga mengatakan, pers sangat membantu pembentukan masyarakat madani agar organisasi kemasyarakat (Ormas) bisa maksimal membantu pemerintah. Bahkan sebaliknya, pers juga mengontrol keberadaan dan fungsi ormas itu sendiri.

Pers selama ini, menurut KH Chriswanto sanggup melaksanakan tugasnya sebagai tiang keempat demokrasi, “Dengan kebebasan pers saat ini, sebagai ormas Islam, kami mendukung media yang menyalurkan kebebasan berpendapat dan berbicara sebagai syarat mutlak demokrasi,” paparnya. Namun ia mengingatkan, kebebasan tersebut diiringi dengan rasa tanggung jawab yang besar, dalam mengedepankan kepentingan masyarakat serta keutuhan bangsa dan negara.

Tantangan Pers di Era New Media
Senada dengan KH Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM) DPP LDII, Rulli Kuswahyudi mengatakan pers memiliki tanggung jawab lebih besar lagi dalam era new media atau media baru.

“Era ini ditandai dengan penggunaan internet dalam menyebarkan informasi dengan multiplatform, salah satunya media sosial. Pers dan masyarakat saat ini bersama-sama menggunakan media sosial. Akhirnya media sosial menjadi ruang publik, dari berita penting atau sekadar gosip bahkan hoaks,” ujar Rulli.

Menurut Rulli, tak bisa dipungkiri kini kerja wartawan kian mudah dengan adanya media sosial. Wartawan tinggal memantau isu yang sedang tren, atau mencari kutipan para tokoh, kemudian diolah menjadi tulisan, “Kerja pers yang kian mudah ini, jangan sampai menumpulkan analisis. Hanya mengisi berita dengan kutipan. Tapi masyarakat perlu edukasi yang mendalam atas sebuah isu,” kata Rulli.

Bahkan, hanya karena mengejar pembaca di media sosial, beberapa media melakukan umpan klik atau clickbait, hanya untuk membuat orang penasaran. Atau sebaliknya, sudah lahir rasa kebencian dengan membaca judul.

Rulli berharap pada era new media, media massa tak hanya mengejar sensasi sejak dari judul hingga isi, agar beritanya banyak dibaca. Menurutnya, masyarakat tetap membutuhkan edukasi untuk meningkatkan kualitas demokrasi, “Sebagai suluh dalam gelap, media yang berkualitas pasti terus ditunggu dan pasti jadi bahan perbincangan di media sosial,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, agar dalam pemberitaan para pewarta berpegang teguh pada kode etik jurnalistik dan kaidah-kaidah jurnalistik. Salah satunya, tidak membuat berita dengan prasangka sehingga terjadi pengadilan media massa, “Bahkan yang di-framing tidak diberi hak jawab, peliputannya tidak dua sisi, tidak cek dan ricek. Ini bisa menyusahkan individu, masyarakat, ormas, bahkan negara,” ujarnya.

Akibat pengadilan media massa, emosi warga bisa tersulut, padahal informasi tersebut belum tentu kebenarannya. Akibatnya bisa terjadi tindak kekerasan diantara warga. “Tindakan tersebut tidak mencerminkan bangsa Indonesia yang Pancasilais, dan cenderung tak mematuhi hukum. Pers harus bertanggung jawab dalam membentuk masyarakat sesuai kepribadian bangsa,” ungkap Rulli.

Masyarakat, menurutnya, selalu membutuhkan media massa yang berkualitas dan terpercaya di era antara berita benar dan hoaks nyaris sulit dibedakan. Seluruh rakyat Indonesia sangat mengharapkan integritas dan profesionalitas media massa. (kim/wd_wng*)

  • Penulis: Editor@ldiiwonogiri

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bekerjasama Menangkal Radikalisme, Polri Ajak LDII

    Bekerjasama Menangkal Radikalisme, Polri Ajak LDII

    • calendar_month Rab, 7 Apr 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta- Terorisme yang terjadi di Indonesia menjadi sorotan akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, kasus teror bom bunuh diri yang tejadi di Gereja Katedral, Makassar pada 28 Maret 2021 lalu belum selesai diusut, aksi terorisme Kembali terjadi di Ibu Kota Jakarta, tepatnya di Markas Besar Polri, pada 31 Maret 2021, hanya dalam jeda 3 hari saja dari kasus […]

  • Jawa Tengah Sabet Juara Nasional di Lomba Cerdas Cermat HAM 2024!

    Jawa Tengah Sabet Juara Nasional di Lomba Cerdas Cermat HAM 2024!

    • calendar_month Kam, 12 Des 2024
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Momentum peringatan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia tahun ini menjadi ajang gemilang bagi siswa SMA Genrus Nusantara Boarding School (GNBS) Kendal yang juga santri binaan Ponpes Al Barru Wonogiri. Dalam Lomba Cerdas Cermat Hak Asasi Manusia (HAM) yang diselenggarakan Kementerian HAM RI, tim dari Jawa Tengah ini berhasil menyabet posisi juara kedua di tingkat nasional […]

  • Upaya Cegah Stunting, Menko PMK Muhadjir Tinjau Posyandu As-Syifa Ponpes Al Ubaidah Sebagai Percontohan

    Upaya Cegah Stunting, Menko PMK Muhadjir Tinjau Posyandu As-Syifa Ponpes Al Ubaidah Sebagai Percontohan

    • calendar_month Sab, 15 Jun 2024
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 0
    • 0Komentar

      Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah Kertosono, Nganjuk, pada Sabtu (15/6). Dalam kunjungannya, ia meninjau upaya pencegahan stunting di Posyandu As-Syifa Ponpes Al Ubaidah.   Menko Muhadjir mengecek langsung proses pengukuran bayi dan balita yang dilakukan oleh para kader […]

  • PAC LDII DESA KOPEN adakan LDII CUP I 2022 Memeriahkan HUT RI ke 77

    PAC LDII DESA KOPEN adakan LDII CUP I 2022 Memeriahkan HUT RI ke 77

    • calendar_month Sel, 26 Jul 2022
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 1
    • 0Komentar

    JATIPURNO – Dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 77 dan Semangat olahraga yang dibalut silaturahmi sedang menggelora di Desa Kopen, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri. Tak terkecuali di kalangan pemuda organisasi keagamaan, kegiatan olahraga sebagai upaya menjaga kebugaran tubuh juga jadi perhatian. Salah satu kegiatan olahraga dengan semangat kekeluargaan terlihat dalam penyelenggaraan Sepakbola yang dilaksanakan Pimpinan Anak […]

  • LPOI dan LDII Ingatkan Jangan Termakan Isu yang Merusak Persaudaraan Umat Islam

    LPOI dan LDII Ingatkan Jangan Termakan Isu yang Merusak Persaudaraan Umat Islam

    • calendar_month Sab, 14 Jan 2023
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta (13/1). Sekretaris Jenderal Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Imam Pituduh berkunjung ke kantor DPP LDII, Jakarta, pada Jumat (13/1). Dalam kesempatan itu, Imam menyatakan, umat Islam itu bersaudara sehingga tidak mudah dipecah belah oleh isu yang tidak mendasar. “Bersaudara itu, karena kita sama-sama satu tanah air, seiman, saudara sekemanusiaan. Persaudaraan itu tidak boleh […]

expand_less