Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Nasional » DPP LDII Ingatkan Komunisme Tak Selaras dengan Bangsa Indonesia yang Religius

DPP LDII Ingatkan Komunisme Tak Selaras dengan Bangsa Indonesia yang Religius

  • account_circle Editor@ldiiwonogiri
  • calendar_month Jum, 30 Sep 2022
  • visibility 140
  • comment 0 komentar
dpp

Jakarta (30/9). Setiap akhir September, memori kolektif bangsa Indonesia ditarik pada peristiwa Gerakan 30 September. Gerakan itu diyakini sebagian besar rakyat Indonesia pada masa itu, didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Sehingga, Orde Baru menambahkan PKI di akhir kalimat Gerakan 30 September PKI atau G 30 S/PKI,” tutur Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip), Singgih Tri Sulistyono. Peristiwa itu, menurutnya merupakan gejala dari perebutan pengaruh negara adidaya, antara Blok Barat yang kapitalis dan Blok Timur yang sosialis-komunis.

Perang Dingin tersebut ditandai dengan penanaman pengaruh di bekas-bekas negara jajahan. Dua blok tersebut membuat proksi, untuk menanamkan ideologi mereka. Kemudian disusul menancapkan pengaruh politik dan ekonomi, “Sebagai politik global, fenomena G 30 S/PKI ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga negara yang baru merdeka lainnya seperti Vietnam, Korea, Malaysia, Filipina, hingga negara-negara Amerika Latin lainnya,” pungkas Singgih yang juga Ketua DPP LDII tersebut.

Singgih memaparkan, sebagai ideologi global, sosialisme-komunisme telah masuk Indonesia pada awal abad ke-20, “Bahkan mereka mengadakan pemberontakan bersenjata kepada pemerintah Hindia Belanda pada 1926, karena dianggap sebagai imperialis, kolonial, dan kapitalis yang merupakan musuh bebuyutan sosialisme,” tuturnya. Namun pemberontakan itu, dipadamkan dengan keras oleh pemerintah Hindia Belanda.

Lalu pada 1948, PKI memberontak lagi. Menurut Singgih, hal itu karena ketidakpuasan para pemimpin PKI, karena pemerintah Indonesia terlalu kompromi terhadap Belanda, “Mereka ingin merdeka seutuhnya tanpa perundingan. Selain itu mereka tidak puas, karena menganggap pemerintah Indonesia masih terdapat unsur-unsur kapitalis dan feodalisme masih ada,” ujar Singgih.

Namun, ketidakpuasan PKI terhadap pemerintah pada 1948, tidak masuk nalar dan pemikiran bangsa Indonesia, “Pemerintah dan rakyat Indonesia saat itu, merasa dikhianati oleh PKI. Bagaimana mungkin, saat semua elemen bangsa melawan penjajahan Belanda, tiba-tiba ada yang menusuk dari belakang. PKI berkhianat,” ujar Singgih.

PKI yang berain-main pada ranah ideologi, yang memicu kekerasan kepada para tokoh-tokoh agama tidak bisa diterima bangsa Indonesia, “Hingga terjadi peristiwa 1965, PKI dianggap memberontak lalu terjadi pembantaian. Hal itu lebih didasari pada ketidaksesuaian ajaran komunisme yang identik dengan ateisme, yang tak sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang sejak dulu sudah religius,” pungkas Singgih.

Singgih mengatakan meskipun sosialisme-komunisme juga memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan, namun ketidakselarasan dengan karakter rakyat Indonesia, “Mereka sulit diterima dan dilarang,” ujarnya. Ia menyarankan pada masa depan, persoalan-persoalan kebangsaan, sebisa mungkin diselesaikan dari sudut pandang religiusitas bangsa, bukan dari satu kacamata ideologi.

Gerakan ormas agama di masa mendatang, membuka cakrawala yang lebih luas, bukan dakwah agama saja, “Mereka juga harus memikirkan dan memperjuangkan masalah keadilan, kemakmuran, kesejahteraan, dan kesetaraan di dalam masyarakat. Sehingga godaan-godaan untuk mengikuti gerakan radikal baik bersumber komunisme atau keagamaan bisa dihindari,” imbuhnya.

Dengan langkah itu, bangkit harapan ormas-ormas bisa membantu mewujudkan impian para pendiri bangsa, terkait masa depan Indonesia.

Bahaya Radikalisasi Ideologi
Sementara itu, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, selesainya Perang Dingin, persoalan global bukannya terhenti, “Ketika kapitalisme dan liberalisme menang, mereka tak memiliki alat kontrol kekuasaan. Sehingga terus mengeksploitasi negara-negara berkembang dengan menyutikkan budaya massa,” ujar KH Chriswanto.

Budaya massa seperti konsumerisme, membuat umat manusia di berbagai negara menjadi pasar produk-produk yang sifatnya kesenangan belaka, “Daya kritis menjadi tumpul, karena kapitalisme mendorong slogan, kamu adalah yang kamu pakai. Jadi nilai manusia terletak pada bendawi, keunggulan manusia hanya diukur dari benda-benda mewah yang dimiliki. Ini mendorong kea rah konsumerisme akut yang kerap mengabaikan moralitas bangsa,” imbuhnya.

Ia mengingatkan, kapitalisme dan liberalisme juga bisa menjadi radikal dalam bentuk pemujaan terhadap hak asasi, “Lalu lahirlah gerakan LGBT, agama diabaikan, nilai-nilai kearifan lokal dianggap kuno. Inilah yang membuat bangsa menjadi terpuruk,” ujarnya.

Ia mengajak segenap elemen bangsa, untuk selalu menapis informasi dan menyaring ideologi, “Radikalisme ideologi itulah yang dikhawatirkan Bung Karno dulu, bukan hanya radikalisme agama, tapi juga radikalisme sekuler,” tutupnya. (mas-pri-lines)

  • Penulis: Editor@ldiiwonogiri

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • DPP LDII: Idul Adha Bangun Kesalehan Individu dan Bangsa

    DPP LDII: Idul Adha Bangun Kesalehan Individu dan Bangsa

    • calendar_month Sen, 11 Jul 2022
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 106
    • 0Komentar

    Jakarta (10/7). Umat Islam di seluruh dunia menyambut antusias Hari Raya Idul Adha 1443. Meskipun dunia dalam kondisi tak menentu akibat perang, yang memicu krisis ekonomi dunia. DPP LDII mengajak umat Islam untuk saling membantu, meringankan beban ekonomi masyarakat di sekitarnya. “Tahun ini Idul Adha bisa jadi momentum meningkatkan kepedulian sosial, usai pandemi Covid-19, bangsa […]

  • LDII: Hubungan Luar Nikah Marak, Permendikbud “Jangan Terkesan Legalkan Zina”

    LDII: Hubungan Luar Nikah Marak, Permendikbud “Jangan Terkesan Legalkan Zina”

    • calendar_month Sen, 15 Nov 2021
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 142
    • 0Komentar

    Jakarta (15/11). Ormas-ormas Islam melihat Mendikbud Nadiem Makarim perlu merevisi Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi atau Permendikbud 30. Alasannya, ada pasal-pasal yang memungkinkan hubungan badan di luar nikah dilakukan para mahasiswa. “Permendikbud 30 juga jangan terkesan hanya mengatur kekerasan […]

  • Wakil Ketua Komisi VIII MPR RI Sebut Sekolah Virtual Kebangsaan LDII, Program Solutif Atasi Permasalahan Banga

    Wakil Ketua Komisi VIII MPR RI Sebut Sekolah Virtual Kebangsaan LDII, Program Solutif Atasi Permasalahan Banga

    • calendar_month Sab, 23 Nov 2024
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 116
    • 0Komentar

    *Jakarta (23/11).* Sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) antara MPR RI dan DPP LDII pada September lalu, LDII menyelenggarakan Sekolah Virtual Kebangsaan Seri I bersama MPR RI. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara hybrid, pada Sabtu (23/11), di Gedung DPP LDII, Jakarta. IMewakili Wakil Ketua MPR Kahar Muzakir, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Janurat […]

  • LDII Jabar Gelar Pelatihan Sistem Keuangan Digital untuk Usaha Bersama

    LDII Jabar Gelar Pelatihan Sistem Keuangan Digital untuk Usaha Bersama

    • calendar_month Ming, 12 Jan 2025
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 115
    • 0Komentar

    Sumedang (11/01) – Pembina Usaha Bersama Jawa Barat, Bambang Jatmiko, menegaskan pentingnya kombinasi antara pengurus yang berintegritas dengan sistem digital dalam pengelolaan keuangan usaha bersama. Hal itu disampaikannya dalam pelatihan pengoperasian aplikasi keuangan di Sekretariat LDII Jawa Barat, Jatinangor, Sumedang, Sabtu (11/1/2025). “Kunci keberhasilan usaha bersama adalah pengurus yang jujur, amanah, dan disiplin, serta didukung […]

  • LDII Kaltara Gelar Muswil, Pemprov Berikan Apresiasi dan Dukungan

    LDII Kaltara Gelar Muswil, Pemprov Berikan Apresiasi dan Dukungan

    • calendar_month Kam, 22 Agu 2024
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 108
    • 0Komentar

        Bulungan (22/8). Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) Datu Iqro Ramadhan mendukung program pengabdian LDII untuk bangsa. Hal itu ia sampaikan ketika membuka Muswil III LDII Kaltara, di Kantor Gabungan Dinas, Tanjung Selor, Bulungan, Kalimantan Utara, 20/8.   “Terlebih, beberapa program sejalan dengan program prioritas Pemprov Kaltara. […]

  • Ketum DPP LDII Ajak Insan Sepak Bola Evaluasi Diri Terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan

    Ketum DPP LDII Ajak Insan Sepak Bola Evaluasi Diri Terkait Tragedi Stadion Kanjuruhan

    • calendar_month Sel, 4 Okt 2022
    • account_circle Editor@ldiiwonogiri
    • visibility 97
    • 0Komentar

    Jakarta (3/10). Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 125 orang dan korban luka-luka 323 orang, mengundang keprihatinan DPP LDII. Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso turut berbelasungkawa dan menyatakan keprihatinannya. “Tragedi ini tak bisa diputar kembali, kami mendoakan agar para korban diterima di sisi Allah dan diberi kedudukan yang […]

expand_less