Peringati HUT RI, DPP LDII Ingatkan Generasi Muda pada Tantangan Masa Depa
Semarang (19/8). Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI, DPP LDII mengingatkan mengenai berbagai tantangan yang harus dihadapi generasi muda. Masa depan bangsa dalam satu abad mendatang sangat ditentukan kualitas generasi muda saat ini.
“Tantangan terbesar bangsa Indonesia adalah mempertahankan nilai-nilai keindonesiaan, sembari berpikir global dalam menghadapi pergulatan politik dan ekonomi dunia,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.
Bangsa-bangsa yang sukses melintasi globalisasi, dalam pandangannya tidak serta-merta menelan nilai-nilai Barat, tapi mengadaptasikan kearifan lokal dengan gelombang revolusi industri. Ia memisalkan China, Jepang, dan Korea Selatan. Tiga negara tersebut, saat ini turut bermain dalam perlombaan teknologi dunia. “Mereka tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa. Justru dengan karakter budayanya, berhasil mewarnai dunia,” tutur KH Chriswanto.
Menurutnya, di usia yang ke-78 tahun ini, pemerintah mengangkat tema ‘Terus Melaju Untuk Indonesia Maju’, merupakan penyemangat agar bangsa Indonesia tidak pernah berhenti berinovasi, “Kita kadangkala selalu berpikir yang dari Barat selalu yang terbaik, sampai-sampai sejak kecil anak-anak disekolahkan di sekolah internasional. Hasilnya, keindonesiaan mereka hilang sama sekali dan tanpa pembinaan yang benar, mereka juga kehilangan nasionalismenya,” ujarnya.
Bersesuaian dengan KH Chriswanto Santoso, Ketua DPP LDII, Singgih Sulistyono, memandang kemandirian di bidang teknologi mutakhir sebagai prasyarat menjadi negara maju. Kemampuan produksi tersebut, menurut Singgih, diperuntukkan bagi kemajuan dan kedaulatan negara, “Tantangan eksternal yang dihadapi Indonesia tak lain adalah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi di tingkat global. Kekuatan teknologi dan inovasi di luar negeri telah berkembang secara eksponensial, dan Indonesia harus beradaptasi dengan cepat agar tidak tertinggal,” ujarnya.
Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang itu menekankan perlunya transformasi Indonesia dari konsumen menjadi produsen teknologi yang andal, “Sehingga negara ini dapat menciptakan produk dan teknologi inovatif sendiri, mengurangi ketergantungan pada produk luar negeri, dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” katanya.
Selain tantangan eksternal, alumni Leiden University Belanda ini mengatakan, terdapat pula tantangan internal mencakup aspek-aspek penting dalam tatanan sosial dan politik negara, “Indonesia menghadapi masalah lingkungan hidup, permasalahan demokrasi, dan hak asasi manusia. Indonesia juga harus menyesuaikan diri dengan standar internasional sekaligus tetap mempertahankan nilai-nilai Pancasila,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, harapan pendiri bangsa tercermin dalam semangat untuk melindungi dan memajukan bangsa serta tumpah darah Indonesia, “Kami menggarisbawahi pentingnya mengikuti prinsip-prinsip Pancasila dan UUD 1945 dalam pembangunan dan pengambilan keputusan. Harapan-harapan tersebut mendorong Indonesia untuk menciptakan pemerintahan yang mampu menjaga persatuan dan kesatuan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan berkontribusi dalam ketertiban dunia,” tuturnya.
Untuk mengatasi ketimpangan regional, Singgih mengajukan solusi yang melibatkan pendekatan yang terstruktur. Pemerintah harus menganalisis potensi dan tantangan setiap wilayah, “Hal ini memungkinkan pemerintah untuk memahami potensi wilayah, mengembangkan potensi tersebut, dan memastikan bahwa setiap wilayah terlibat dalam jejaring perdagangan dan bisnis yang menguntungkan pertumbuhan ekonomi secara merata,” inginnya.
Singgih Sulistyono menyarankan, untuk menghadapi tantangan global di bidang teknologi dan informasi, pemerintah perlu mendirikan lembaga yang fokus pada penelitian dan pengembangan teknologi. Dengan mendorong partisipasi aktif sumberdaya manusia yang memiliki potensi, Indonesia dapat menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Fokus pada pengembangan teknologi yang memiliki daya guna dan dampak positif pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas dalam strategi ini.
“Dengan mengutamakan inovasi, pendidikan berkualitas, dan kerjasama yang kuat antarwilayah, Indonesia dapat mengukir masa depan yang lebih kuat dan berkelanjutan, menjunjung tinggi cita-cita para pendiri bangsa,” pungkasnya.