Pesan Habib Ubaidillah Saat HSN 2025: Santri Go Internasional
- account_circle Editor@ldiiwonogiri
- calendar_month Ming, 2 Nov 2025
- visibility 23
- comment 0 komentar

- Nganjuk (31/10). Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Al Hasany saat bertindak sebagai pembina upacara Hari Santri Nasinoal (HSN) 2025, mengingatkan agar santri bersiap berkarya di panggung internasional. Hal tersebut ia tekankan saat berpidato di hadapan ratusan santri, di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ubaidah Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, pada Rabu (22/10).
Habib Ubaidillah mengajak seluruh santri untuk meneladani semangat perjuangan para ulama dan santri terdahulu. Mereka berperan besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ia menegaskan bahwa penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, merujuk pada Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 1945, yang menyerukan kewajiban berjihad demi mempertahankan kemerdekaan bangsa.
“Resolusi Jihad inilah yang membakar semangat perjuangan dan mengobarkan api perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah. Dari sinilah lahir peristiwa heroik 10 November 1945, yang kini kita peringati sebagai Hari Pahlawan,” ujar Habib Ubaidillah dalam sambutannya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam perjalanan bangsa. Dari lingkungan pesantren telah lahir banyak tokoh besar, mulai dari pejuang kemerdekaan, pemimpin umat, hingga ilmuwan dan pemikir dunia. Kini, banyak santri yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional membawa nama baik Indonesia.
Peringatan Hari Santri 2025 mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, dalam pandangan Habib Ubaidillah, menggambarkan tekad santri untuk menjadi penjaga kemerdekaan sekaligus penggerak kemajuan bangsa.
“Santri tidak boleh hanya menjadi penonton dalam perubahan zaman. Santri harus hadir sebagai pelaku sejarah baru yang membawa nilai-nilai Islam Rahmatan lil Alamin dalam membangun peradaban dunia yang damai, adil, dan berkeadaban,” pesannya.
Habib Ubaidillah juga menyampaikan apresiasi terhadap perhatian pemerintah terhadap pesantren, terutama sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, serta Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan dan Penyelenggaraan Pesantren, yang mencakup dana abadi pesantren. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan bukti nyata bahwa negara tidak menutup mata terhadap jasa besar pesantren dalam menjaga moral bangsa.
Selain itu, ia juga menyambut baik keterlibatan pesantren dalam berbagai program pemerintah seperti Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program tersebut dinilai penting bagi santri sebagai upaya meningkatkan kesehatan dan kualitas gizi demi membentuk generasi yang cerdas dan berdaya saing, “Dengan gizi yang baik, para santri dapat tumbuh sehat, cerdas, dan memiliki perkembangan otak yang optimal sehingga kelak menjadi ilmuwan dan pemikir hebat bangsa,” ungkapnya
Menutup amanatnya, Habib Ubaidillah berpesan agar para santri terus menanamkan ilmu, menjaga akhlak, serta memadukan tradisi pesantren dengan inovasi zaman, “Jadilah santri yang ber-akhlakul karimah, alim-faqih, serta mandiri dalam hidup. Bawalah semangat pesantren ke ruang publik dan dunia kerja. Tunjukkan bahwa santri mampu menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar penonton,” tegasnya.
Ia menambahkan, masa depan Indonesia akan ditulis dan diukir oleh tangan para santri. Karena itu, ia mengajak seluruh santri untuk terus berjuang mengawal Indonesia yang merdeka menuju peradaban dunia yang damai dan berkeadaban.
- Penulis: Editor@ldiiwonogiri

Saat ini belum ada komentar