WONOGIRI–Maraknya kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) menjelang hari raya kurban atau Idul Adha menimbulkan keprihatinan pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Wonogiri. Guna mengetahui sekaligus mengantisipasi penyakit tersebut ormas Islam ini, Kamis (16/6) malam, mengundang Kepala Kemenang Wonogiri dan Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Lapernak) setempat untuk memberikan pencerahan.
Sosialisasi dan pencegahan PMK yang digelar DPD LDII berlangsung secara daring maupun luring diikuti kalangan pengurus pimpinan cabang di 23 titik se Kabupaten Wonogiri. Menurut Ketua LDII Sutoyo, acara ini mendukung seruan Ketum DPP LDII Ir Chiswanto Santoso MSc. Sebagai umat Islam, harus tetap semangat menyambut hari raya kurban namun juga mengedepankan sikap kehati-hatian. Juga dimaksudkan sebagai ikhtiar agar pelaksanaan pemotongan hewan kurban pada hari Idul Adha 1443H mendatang aman dan sukses.
“Aman dari segi kesehatan hewan karena saat ini lagi maraknya virus PMK dan sukses dari segi ibadah sebagai umat Islam,” kata dia. Pihaknya mengapresiasi karena Kepala Kankemenag Wonogiri H Anif Solikhin SAg MSi maupun Kepala Dislapernak Wonogiri Ir Sutardi MMA bisa hadir secara pribadi.
Kakankemenag Wonogiri salut DPD LDII Wonogiri cepat merespon fenomena maraknya kasus PMK dengan menggelar sosialisasi. “Dengan mengacu fatwa MUI terkait pemotongan hewan kurban di era PMK umum Islam jangan sampai salah memilih hewan yang sehat dan memenuhi syarat untuk kurban (dipotong),” kata dia.
“Dan jangan sampai terkecoh dengan harga murah yang ditawarkan pedagang, karena biasanya semisal harga Rp 25-30 juta saat dijual sepuluh jutaan saja tapi ternyata (sapi) terpapar PMK,” lanjut Anif mewanti-wanti warga LDII.
Sementara itu Kepala Dinas Lapernak Sutardi minta warga LDII ikut serta mensosialisasikan bahaya dan antisipasi PMK kepada masyarakat luas. Dinas kami, ujar Sutardi, sudah bersurat ke para takmir masjid di Wonogiri terkait kasus PMK pada hewan berkuku belah seperti sapi dan kambing menghadapi Idul Adha nanti.
“Pemerintah khususnya dinas kami berterima kasih karena LDII peka dan proaktif dengan mengadakan sosialisasi ini,” papar dia.
Dirinya yakin kelompok pengajian LDII saban tahun sudah rutin berkurban dengan jumlah yang besar. Namun tahun ini bersamaan wabah PMK maka petugas Lapernak hingga tingkat kecamatan siap melakukan pendampingan baik sejak pembelian hewan hingga saya pemotongan nanti.
“Sebab terjadi gejala PMK baru diketahui setelah sapi kurban dipotong, dan jangan sampai membuang limbah kurban seperti darah maupun kotoran dibuang di aliran sungai,” tutur dia sembari menandaskan PMK sangat cepat menular pada hewan lain akan tapi tidak menular pada manusia.-(Dsh)
Caption: Kepala Kankemenag Wonogiri memberikan arahan terkait pemotongan hewan kurban (Foto Djoko Santoso HP)