Ngawi (18/02).* DPP LDII memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023 dengan beberapa rangkaian kegiatan di Kabupaten Ngawi dan perkebunan teh Jamus. Saat membuka acara tersebut, di Kantor DPD LDII Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) mengapresiasi inisiatif LDII.
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Eco Region Jawa Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Abdul Muin dalam kesempatan itu, mengapresiasi modal sosial yang dimiliki LDII. Abdul Muin menilai, modal sosial yang dimiliki LDII bisa membantu menyukseskan program pengelolaan sampah pemerintah. LDII punya komunitas, warga binaan, dan sangat dekat pada tingkat akar rumput.
Pada kesempatn itu, ia juga memaparkan strategi pemerintah dalam mengelola sampah nasional, “Berdasarkan roadmap pemerintah, sampah ke depan akan dikelola secara zero waste dan zero emission. Rencananya, sampah terkelola dengan baik, sehingga tidak ada yang lari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA),” ujarnya.
Langkah tersebut tercantum dalam Kebijakan dan Strategi Nasional (Jakstranas) dan Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) Pengelolaan Sampah. Abdul Muin mengatakan targetnya 70 persen sampah tertangani dan 30 persen berkurang dengan pencapaian zero waste sampai tahun 2025.
Sekitar 70 persen sampah biasanya mulai dari pengumpulan, pemilahan, sampai diangkut ke TPA. Sementara yang 30 persen pengurangannya melibatkan berbagai sektor termasuk masyarakat dan swasta. Dan yang paling sederhana adalah melalui pilah dengan bank sampah sampah yang dikelola dari sumbernya yaitu rumah tangga.
“Sampah dipilah dari jenis organik dan non organik. Sampah non organik dimasukan ke bank sampah, “Dari bank sampah, dibawa ke bank sampah induk untuk di recycle, reduce, dan reuse kembali,” ujarnya.
Namun, menurutnya pemerintah punya keterbatasan untuk sampai ke akar rumput, maka harus menggunakan segala sumber daya yang ada. Termasuk LDII untuk bisa menyampaikan program pengurangan sampah di tingkat akar rumput masyarakat.
“Saya lihat LDII punya program bank sampah dari masjid dan sampah jadi jariyah. Menurut saya ini luar biasa. Ini harus dicatat dan dilaporkan pada pemerintah setempat untuk dikumpulkkan menjadi data nasional. Serta jadi pertanggungjawaban di dunia Internasional. Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi sampah,” katanya.
Senada dengan Abdul Muin, Ketua DPP LDII Sudarsono menjelaskan, LDII pada tahun 2008 sudah berkontribusi aktif dalam bidang lingkungan, meski masih bersifat sporadis di tiap daerah. Seperti melakukan penanaman pohon dalam gerakan Go Green dan isu lingkungan lain. Barulah pada pada Rakernas LDII Tahun 2012, kegiatan Goo Green dijadikan program umum DPP LDII.
“Kami yakin, isu yang berkaitan dengan lingkungan bisa menjadi dakwah bil haal. Jika muballigh berdakwah secara bil qolam maupun bil lisan, maka DPP LDII berdakwah langsung dengan aktivitas di lapangan,” katanya.
Sebelum tahun 2020, kegiatan Go Green tadi bersifat mandiri dan belum bekerja sama dengan institusi pemerintah secara menyeluruh. Setelah itu, DPP LDII memutuskan bekerja sama dengan pemerintah untuk percepatan program.
“Sejak 2020 kami menginisiasi kegiatan yang bersifat mendukung dan memfasilitasi kegiatan KLHK di kalangan warga LDII. Pada tahun itupula kami juga mengadakan penanaman pohon di seluruh Indonesia. Pada 2021 kami mengadakan webinar tindak lanjut penangan sampah di jajaran organisasi,” tuturnya.
Pada tahun 2023 ini, Sudarsono menjelaskan akan diadakan puncak “Bulan Peduli Sampah Nasional”. Pada Sabtu, 18 Februari 2023 diadakan pelatihan batik ecoprint dan pengelolaan sampah menjadi barang yang bermanfaat. Sementara pada Minggu 19 Februari 2023, di Jamus akan dilakukan penanaman pohon.
Dalam acara ini, hadir pula Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kabag Kesra) Kabupaten Ngawi, Sutrisno, pengurus PPKK DPP LDII, perwakilan Aisyiah Muhammadiyah, dan perwakilan Muslimat NU. Sebanyak 100 Wanita LDII Kabupaten Ngawi dan santri Ponpes Baitul Hikmah Almasnurin Ngawi menjadi peserta pelatihan di acara itu. maspri-kim